INOVASI PEMBUATAN ADONAN BAKSO BAGI PELAKU USAHA KECIL DI DESA SUMBER HARJO BUAY MADANG TIMUR BELITANG OGAN KOMERING ULU TIMUR

Main Article Content

Iin Afrina
Yansahrita Yansahrita

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi penjual bakso untuk memudahkan pembuatan bakso tersebut menjadi lebih mudah dibuat dan cepat disajikan juga dipasarkan. Manajemen inovasi pembuatan adonan bakso berupa ikan, daging sapi, daging ayam juga tepung adonan bakso bagi pelaku usaha bakso di Desa Sumber Harjo Buay Madang Timur Belitang Ogan Komering Ulu Timur. Bakso dikenal sebagai makanan tradisional kota Jawa yang dibuat dari campuran ikan, daging sapi dan ayam giling juga tepung    tapioca dan disajikan dengan kuah kaldu daging sapi dan ayam. Keterbatasan SDM yang terampil dalam pembuatan adonan bakso, dan keterbatasan umur simpan adonan bakso, menjadikan adonan bakso terbatas untuk didistribusikan ke daerah yang lebih luas dan kalaupun akan didistribusikan didaerah yang jauh adonan bakso tersebut harus sudah dibekukan terlebih dahulu agar awet sampai diperjalanan. Bakso berasal dari cerita pada masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok, konon seorang pemuda bernama Meng Bo ingin memasak daging empuk dan lembut untuk sang ibu dan ia terinspirasi pada kue mochi yang lembut dan halus sehingga makanan ini terasa lembut dan bisa disajikan pada ibunya. Kegiatan dalam inovasi pembuatan adonan bakso tersebut pertama pembersihan tempat penggilingan, kedua menggunakan alat bahan terbaik, ketiga memilih (ikan, daging sapi dan daging ayam) yang masih fresh artinya hewan tersebut masih hidup juga langsung dipotong dibersihkan lalu diproses untuk penggilingannya dan bukan yang sudah kemaren jadi langsung pembuatan tepung bakso ikan,bakso daging sapi dan bakso daging ayam ini sehingga menghasilkan pentol bakso yang enak, sehat, lezat juga higienis.

 

Kata kunci: Adonan Bakso; inovasi; usaha kecil.

Article Details

Section
Articles

References

BSN (Badan Standarisasi Nasional) SNI Bakso Daging Nomor 01-3818-1995. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Maharaja, M. 2008. Penggunaan campuran tepung tapioka dan tepung sagu dan natirium sitrat dalam pembuatan bak so daging sapi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara,Medan.

Murtado, A D, Dasir. and, & Verayani, A. (2015). Ability of Coating Materials in Maintaining Empek-Empek Quality during Vacum Storage. Food Science and Quality Management, 44(2014), 36–41.

Murtado, A D. (2017). The process design of pempek flour making. Bahan Ajar. Tidak dipublikasikan. Fakultas Pertanian.Universitas Muhammadiyah Palembang.

Nafly, C.M, Tiven dan Veerman. 2011. Pengaruh Penggunaan Bahan Pengenyal yang berbeda terhadap Komposisi Kimia, Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Ayam. Jurnalagriniminal.Vol 1(2) : 76-83.

Purnomo, H.dan Rahardiya, D. 2008. Bakso (Traditional Indonesian Meatbal) Properties with Postmortem Condition and Frozen Storage.International Food Research Journal 15(2): 101-108.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi.1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Suparti, I., 2003. Membuat Bakso Daging dan Bakso Ikan Kanisius. Yogyakarta.

Sutomo. 2009. Sukses Bisnis Bakso. Karya Pustaka. Jakarta

Wibowo, S. 2009. Membuat 50 Jenis Bakso Sehat dan Enak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno,F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yuyun, A. 2008. Panduan Wirausaha Membuat Aneka Bakso. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.